Qada dan qadar, ialah rukun iman yang ke-6 . Maka iman kepada qada dan qadar adalah suatu hal yang sangat penting bagi kita. Agar kita dapat mengimani qada dan qadar, kita harus mengetahui dulu tentang apa itu qada dan qadar itu. Untuk itu mari kita bahas tentang pengertian qoda dan qadar serta hikmahnya. Yuk langsung aja simak ulasan berikut ini !
Pengertian Qada
Qada dan qadar adalah rukun iman yang disebut secara bersamaan namun mempunyai pengertian menurut bahasa yang berbeda. Jadi tidak hanya pelafalannya saja yang berbeda meskipun keduanya sama-sama mengarah pada takdir Allah.
Menurut bahasa qada berarti hukum, ketetapan, pemberitahuan, perintah, penciptaan, dan kehendak. Ada tokoh ulama yang berpendapat bahwa qada merupakan ketetapan yang sudah terjadi. Oleh karena itulah qada dapat diartikan pula sebagai keputusan. Untuk lebih jelasnya qada ada;lah mencakup ketetapan Allah SWT bagi makhluk ciptaan-Nya seperti penciptaan, perubahan, dan termasuk peniadaannya.

Sedangkan menurut istilah qada adalah ketetapan Allah sejak zaman azali terkait semua hal yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya dan sesuai dengan iradah-Nya. Dalam hal ini qada mencakup semua hal yang baik dan buruk, hidup dan mati, dan sebagainya. Jika sesuatu telah datang pada waktu terjadinya sesuai ketetapan sebelumnya, maka hal tersebut disebut qada. Adapun yang di maksud dengan zaman azali itu sendiri yaitu zaman saat segala sesuatu belum tercipta.
Pengertian Qadar
Sementara, dari segi bahasa qadar mempunyai arti yang berbeda. Qadar menurut bahasa mempunyai arti kepastian, peraturan, dan ukuran. Selebihnya ada ulama yang menjelaskan bahwa qadar adalah mencakup semua ketetapan yang belum terjadi.
Jika di lihat dari segi istilah, qadar terlihat jelas berbeda dari qada. Qadar menurut istilah bisa diartikan sebagai perwujudan dari ketetapan (qada) Allah terhadap semua yang berkenaan dengan mahkluk-Nya yang sudah ada sejak zaman azali sesuai iradah-Nya.
Qadar juga bisa di katakan sebagai takdir Allah SWT yang berlaku kepada semua makhluk hidup. Mencakup takdir yang sudah terjadi, sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi di masa yang mendatang. Jika Allah SWT sudah menentapkan terjadinya sesuatu hal pada waktu yang ditetapkan, maka hal tersebut disebut qadar.
Dari uraian ini dapat diambil kesimpulan bahwa sejatinya qadar sudah ada lebih dulu baru kemudian disusul qada, atau qada ada setelah qadar.
Perbedaan Qada Dan Qadar
Perbedan qada dan qadar, qada ialah kehendak Allah SWT dalam memenuhi suatu takdir yang ketika di tengah jalan masih bisa diubah. Sedangkan, qadar adalah takdir yang sudah di pastikan ketentuannya atau tidak dapat berubah lagi.
Jadi, kesimpulan inti dari perbedaan qada dan qadar yaitu, qada takdir yang masih bisa diubah, sedangkan qadar tidak. Seperti ketentuan Allah dalam menetapkan kapan hari akhir itu terjadi.
Hubungan Qada Dan Qadar
Berkaitan dengan qada dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
”Sesungguhnya seseorang itu di ciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezeki, ajal, amal perbuatan, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum dia di lahirkan. Walaupun setiap manusia sudah di tentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap wajib untuk berusaha, karena keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir sebagai alasan untuk malas-malasan berusaha dan berbuat kejahatan. Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , di tegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah ada seorang Arab Badui datang menghadap nabi. seseorang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, kemudian ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Lalu Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarkan, saya bertawakkal kepada Allah”. Kemudian Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, kemudian bertawakkalah kepada Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah sudah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap wajib berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh karena itu kita harus berikhtiar.
Jika ingin pandai, maka belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, maka bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan semua segala urusan kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita bisa menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Baca Juga : Pengertian Halalan Thayyiban
Hikmah Qada Dan Qadar
- Melatih diri lebih bersyukur kepada Allah SWT
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha dan tidak mudah putus asa
- Menghindarkan dari sifat sombong
- Menenangkan jiwa
- Membiasakan diri bersabar dan bertawakal kepada Allah swt.
Dalil Qada Dan Qadar
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” (Al-Hijr/15 : 21)
إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ
“Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (Al-Mursalaat/77 : 22-23)
ثُمَّ جِئْتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَا مُوسَىٰ
“…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” (Thaahaa/20 : 40)
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Al-Furqaan/25 : 2)
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
“Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (Al-A’laa/87 : 3)
لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا
“… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan…” (Al-Anfaal/8: 42)
وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali…” (Al-Israa’/17 : 4] 17 : 4)
Demikianlah pengertian qada dan qadar menurut islam. Semoga bermanfaat untuk kamu.
Bahasa gampangnya,
Qada itu untung buruk,
Qadar itu untung baik..
Contoh qada, “kita pecah ban di jalan.. Padahal kita gak tau rahasia Allah di balik itu utk menyelamatkan kita dr kecelakaan yg akan terjadi di depan”.
Contoh Qadar, “Ada suatu kejadian yg benar2 belum kita temui di dunia, dan sulit di terima akal” Ketentuan/Untung baik yg memang di terima oleh orang2 yg dinilai Allah layak utk mendapatkanya.. Misal kejadian aneh ketika di ka’bah, Kita seolah2 tidak melihat org lain mengelilingi ka’bah padahal sebenarnya disana penuh sesak.. Lalu tiba2 berjumpa dgn org tua kita yg sudah meninggal, dan melepas rindu. Pada kenyataanya mungkin org lain menyaksikan kita hanya duduk lagi sholat atau malah tidur.. Itulah Qadar..
Sangat setuju sekali dengan pernyataan serta ringkasan anda. Terimakasih banyak atas tambahan dan masukannya. Jazakumullah….